Daerah

HGU Kontroversi PT TUM di Pulau Mendul Resmi Telah Dicabut Kementerian ATR/BPN

Foto Screenshoot (Ist)

GARDAPOS.COM, PEKANBARU - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Petanahan Nasional (ATR/BPN) resmi mencabut izin Hak Guna Usaha (HGU) PT Trisetia Usaha Mandiri (TUM) di Pulau Mendol, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan. Pencabutan izin ini tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 1/PTT-HGU/KEM-ATR/BPN/I/2023 tanggal 24 Januari 2023. Demikian keterangan Ketua GNPK_RI Kabupaten Pelalawan Abdul murat S.I.P, Selasa (31/1/2023) kepada gardapos.com yang terhimpun dalam FM-PPM (Forum Masyarakat Peduli Pulau Mendol).

Dalam keterangannya bahwa SK Kementerian itu menyebutkan, HGU PT TUM  nomor 00146 dan 00147 seluas 6.055,77 di Pulau Mendol dinyatakan sebagai tanah terlantar sehingga izinnya dicabut. Pencabutan izin ini setelah Kementerian ATR/BPN beberapa kali memberi peringatan dan melakukan evaluasi. Evaluasi terakhir melibatkan pihak Kementerian, Pemkab Pelalawan, masyarakat tempatan, dan LSM Lingkungan.

Kemudian, pihak Kementerian memberi waktu 30 hari kepada PT TUM untuk mengeluarkan aset-asetnya dari lokasi yang izinnya sudah dicabut. Jika dalam tempo itu aset-asetnya tidak dikeluarkan, maka aset-aset tersebut dianggap sebagai aset yang diabaikan Di bagian lain, Pemkab Pelalawan sudah terlebih dahulu mencabut izin IUP-B yang diberikan kepada perusahaan ini karena dinilai telah menelantarkan tanah dan tidak menjalankan kewajibannya.

HGU Kontroversi sebagaimana banyak diberitakan sebelumnya, keberadaan HGU sawit PT TUM di Pulau Mendol ini memang cukup membuat masyarakat setempat resah. Kerisauan juga dirasakan para aktivis lingkungan di Riau.

Pulau Mendol adalah pulau gambut yang luasnya hanya 30.641 hektare. Pulau ini merupakan pulau endapan dan delta dari Sungai Kampar.  

Selama ini, di pulau ini masyarakat berladang padi, berkebun kelapa, sagu, dan karet. Pulau Mendol menjadi lumbung padi terbesar di Riau saat ini. Sebab itu, keberadaan kebun sawit dalam skala luas diperkirakan akan merusak pulau subur ini.

Sejak izin HGU PT TUM dikeluarkan, masyarakat tempatan dan para aktivis lingkungan sudah berkali-kali melakukan unjuk rasa, baik di Pulau Mendol maupun di Kanwil ATR/BPN Provinsi Riau di Pekanbaru, sejak 2018.

Puncaknya, masyarakat yang terhimpun dalam FM-PPM (Forum Masyarakat Peduli Pulau Mendol) berangkat ke Jakarta pada bulan September 2022 lalu, mengadukan hal ini ke Kementerian dan DPR RI. 

Dalam perjalan ke Jakarta ini, Koordinator FM-PPM, Almarhum Said Abu Sopian, mengalami kecelakaan lalu lintas di tol Merak-Jakarta. Sebelum meninggal dunia, almarhum sempat dirawat selama lima hari di RS Hermina ciruas Banten. Keberhasilan perjuangan ini kami dedikasikan untuk Said Abu Sopian," kata Wan Andi Gunawan yang kini ditunjuk menjadi Koordinator FM-PPM yang baru.

Disiisi lain aktivis dan Ketua GNPK RI Kabupaten Pelalawan Abdul Murat S.I.P saat di tanyai wartawan mejelaskan, bahwa ini perjuangan berat, ini keberhasilan kita semua, kemenangan seluruh masyarakat Pulau Mendol Kuala Kampar, atas apa yang menjadi Sumber Penghidupan mereka atas tanah-lahan, ungkap Abdul Murat.**


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar