Daerah

Klarifikasi Soal Pengadaan Kursi Pijit, FORMASI RIAU: Itu Membuktikan Bupati Rohil Afrizal Sintong Bisa Dianggap Kurang Perduli Pada Warganya

Dir. Formasi Riau, Dr Muhammad Nurul Huda SH MH. (Foto Istimewa).

GARDAPOS.COM, PEKANBARU - Kontroversi di masyarakat terkait adanya pengadaan barang kursi pijit di sekretariat daerah Pemda Rohil untuk Bupati dan wakil bupati ini semakin tajam diruang publik.

Sebelumnya oleh Direktur FORMASI Riau, Muhammad Nurul Huda, tuding Bupati Rokan Hilir Afrizal Sintong minim nurani dan simpati… mengapa, disaat warganya sedang susah dan sulit krn ekonomi, pemda rohil menganggarkan pembelian kursi pijit bupati dan wakil bupati… Apa manfaatnya kursi pijit ini, kami pikir kurang bermanfaat, lebih baik uang pembelian kursi pijit ini digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti untuk perbaikan jalan-jalan daerah yang rusak parah".

Dilansir dari media riauakses (2/1/2023) terkait klarifikasi atas tudingan FORMASI RIAU, Sekretaris Daerah Kabupaten Rokan Hilir, Ferry H Parya melalui Kabag Umum Setdakab Rokan Hilir, Samsuri memberikan penjelasan terkait pengadaan kursi pijit tersebut.

Mengejutkan! klarifikasi itu menjelaskan, bahwa bupati dan wakil bupati adalah pimpinan daerah yang setiap saat selalu blusukan ke daerah-daerah Kabupaten Rokan Hilir, kata Samsuri.

Wilayah Rohil diklaim memiliki karakteristik salah duanya jarak tempuh yang sangat jauh dan akses jalan masih banyak yang rusak sehingga kebugaran dan kesehatan pimpinan harus dijaga.

“Artinya, kebugaran, kesehatan pimpinan harus kita jaga, jangan kita selalu berharap, masyarakat berharap untuk bagaimana bupati ini punya pemikiran yang cerdas dan baik dan punya visi membangun (daerah) tetapi kita masyarakat tidak pernah memperhatikan kesehatan beliau,” kata Samsuri.

Samsuri kembali menegaskan kesehatan pimpinan harus diperhatikan. Pasalnya, setiap hari dan tidak ada satu pun di daerah Rohil yang tidak ditempuh bupati dan wakil bupati.

“Mulai dari jalan rusak, banjir, ya kan, kebakaran dan bahkan agenda-agenda lain yang diagendakan masyarakat, tidak pernah pak bupati dan wakil tidak hadir di situ,” kata Kabag Umum.

Oleh karena itu, lanjut Samsuri, sebagai bawahan pimpinan daerah mencoba mencermati kebugaran bupati dan wakil bupati. Dia juga menegaskan pengadaan kursi pijit bukan keinginan bupati dan wakil bupati melainkan keinginan pihaknya.

“Artinya ini keinginan kami, bagaimana pak bupati punya kondisi fisik yang prima, dengan medan yang ditempuh di Rokan Hilir ini. Bayangkan, dari ibukota (Bagan Siapiapi) ke Bagan Batu, ke Simpang Kanan, berapa jam. 3 jam misalkan, bolak balek 6 jam, ya kan,” katanya.

Rutinitas yang setiap hari dilakukan itu, lanjut Samsuri, tanpa dikover dengan alat kesehatan. Dia menyebut tentu tidak memungkinkan setiap hari memanggil tukang pijat.

“Cobalah secara hati nurani kita bermain, oke, formasi bilang hati nurani. Setiap hari berangkat, apa gak capek, apa gak letih fisik, pasti minta kusuk ya kan?,” katanya.

Kemudian atas adanya klarifikasi/jawaban Samsuri tersebut dinilai Direktur FORMASI RIAU, Dr. M Nurul Huda adalah jawaban yang mengada-ada, karena bupati rohil afrizal sintong blusukan diantar menggunakan mobil mewah, seperti alphard atau palisade atau landcruiser cygnus atau fortuner.

"Itu semua mobil yang harganya miliaran rupiah. Apa dengan diantar dengan mobil mewah dengan harga miliaran tersebut bupati afrizal masih capek? ini saya pikir jawaban yang menambah luka hati warga". ujar Dr Huda tak habis pikir kepada gardapos (2/1).

Apalagi kalimat Samsuri mengatakan, bupati tanpa dicover dengan alat kesehatan ini jawaban asbun (asal bunyi) aneh Pemda Rokan Hilir ini, kata Dr Huda.

"Saya tegas katakan, bahwa bupati itu sudah difasilitasi semuanya, mulai dari makan, kesehatan dan minum." Pungkasnya.

Lanjut Nurul Huda memberi saran ke bupati afrizal sintong, pembelian-pembelian yang kurang bermanfaat tersebut sebaiknya ditolak atau dikroschek dulu sebelum di acc, toh kalau bupati ingin juga kursi pijit, belilah dengan uang sendiri, inikan kesannya yang didapat dimasyarakat, bupati minim simpati dan nurani. Ya kalau dibilang capek jadi bupati, tentu capek, itu sudah resiko. 

Namun, kata Direktur FORMASI RIAU, Dr. Muhamad Nurul Huda, bahwa Kabupaten Rokan Hilir itu termasuk kabupaten termiskin di Provinsi Riau yang menempati posisi 9, kok sempat-sempatnya bupati mau menerima kursi pijit tersebut. Ini membuktikan, bupati rohil afrizal sintong bisa dianggap kurang perduli dengan warganya.[]


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar