Silaturahmi akbar Ikatan Warga Saruaso (IWASA) ini dihadiri dari para perantau dari Dumai, Duri, Pelalawan, hingga kota Pekanbaru untuk menyatukan langkah menjaga marwah nagari.
Yuhandri, tokoh perantau Saruaso dari Dumai sekaligus Anggota DPRD Kota Dumai pada kesempatan itu menyampaikan pesan sarat nilai adat dan filosofi alam.
“Dalam basamo ado marwah, dalam rundiang ado jalan. Kito barumpuak bukan sakadar mancari ado, tapi manegakkan batang tarandam, manyambung tali nan ka putuih. Pulang Basamo bukan hanya pulang fisik ka ranah, tapi pulang batin ka akar sejarah,” ungkap Yuhandri.
Hendra dari Pelalawan menyebutkan, bahwa ungkapan itu membuat banyak yang menunduk haru, seakan mengingatkan bahwa sejauh apa pun melangkah, hati tetap tertambat pada tanah kelahiran, katanya.
Suasana semakin hangat ketika Ketua IWASA Pelalawan, Bakri, memberikan sambutan di tengah lingkaran kebersamaan.
“Dunsanak, awak basatu karano raso jo rundiang. Hari ko barasa alun ka tamuah, rindu awak tatambuik di ateh tikar nan satu. Moga Pulang Basamo nan ka datang indak hanya alek pulang kampuang, tapi alek mangukuhkan kekompakan rang Saruaso di perantauan,” ujarnya penuh harap.
Lanjut Ia menegaskan bahwa musyawarah dan kebersamaan adalah rumah besar bagi perantau, tempat kembali ketika dunia rantau terasa sempit.
Kemudian ditambahkan Hendra, diskusi berjalan hangat dan penuh persaudaraan, membahas persiapan teknis dan penyatuan langkah menuju "Pulang Basamo Nasional". Tidak ada batas antara tua dan muda, semua duduk setara di atas tikar, di bawah pepohonan yang menjadi saksi tekad bersama membangun kampung.
Pertemuan ditutup dengan doa, lalu pelukan hangat dan janji untuk tetap terhubung dalam gerak yang sama. Dalam diam, semua paham:
Perjalanan pulang bukan sekadar langkah kaki, tapi perjalanan batin menuju akar dan jati diri.
"Ya benar, karena alam takambang jadi guru, dan ranah tak pernah berhenti memanggil anaknya pulang, ujar Hendra.
Silaturahmi berakhir dengan doa dan harapan agar gelombang besar Pulang Basamo menjadi sejarah kebangkitan kekuatan perantau Saruaso di Riau dan Nusantara. Karena sejauh apapun melangkah, akar tak pernah memutus rindu pada ranah sendiri.***
Tulis Komentar