GARDAPOS.COM, JAKARTA - Perang Israel dengan Palestina pecah lagi yang memakan korban banyak manusia yang tak berdosa di kedua belah pihak. Konflik kedua negara ini sudah berlangsung sangat-sangat lama. Bahkan sampai saat ini belum ada para ahli politik, komunikasi politik, hubungan internasional dan perdamaian yang memperkirakan kapan berakhir konflik Israel - Palestina.
Tak jarang juga banyak orang mengemukakan pandangan konflik Israel - Palestina sebagai produk hubungan historikal masa lalu. Menurut hemat saya, pandangan ini ada benarnya. Namun, jika terus berkaca kepada hubungan historikal tersebut sebagai pemicu perang Isrsel - Palestina, amat sulit ada titik temu menuju kesepakatan perdamaian yang permanen.
Oleh karena itu, untuk menyudahi konflik Israel - Palestina ada dua skema.
Pertama, Israel - Palestina mengedepankan kebersamaan dan kemajuan bersama sebagai negara bertetangga. Jangan tergoda pengaruh negara lain. Untuk itu, memandang sejarah hubungan kedua negara sebagai catatan masa lalu, bahan evaluasi dan pijakan untuk memperbaiki relasi masa kini dan ke masa depan.
Kedua, setiap negara di luar Israel dan Palestina berperan aktif menjaga perdamaian di muka bumi, sebagaimana diperankan oleh negara Indonesia.
Indonesia sangat jelas posisinya sesuai dengan konstitusi yaitu menjaga perdamaian dunia dan berperan menghapus segala bentuk penjajahan di muka bumi.
Presiden pertama negeri ini, Bung Karno hingga Presiden Jokowi, bahkan menurut hemat saya, kandidat Bacawapres 2024 yang punya sikap dan keberanian membuat kebijakan luar negeri Indonesia terkait hubungan internasional untuk menjaga dan mewujudkan perdamaian dunia, ada pada sosok Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo memiliki kepemimpinan pluralis sehingga menjadi modal sosial dan politik baginya untuk mengambil kebijakan luar negeri kita yang menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi.
Penulis: Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia
Tulis Komentar