Sebab jika penutupan operasional PKS terjadi, tidak terbayangkan akan seperti apa nasib Tandan Buah Segar (TBS) para petani kelapa sawit di 22 Provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia, pungkasnya.
Kemudian lanjutnya khususnya di Riau ini sangat unik, dari 3,38 juta Ha perkebunan sawit, 56% Perkebunan Kelapa Sawit ini dikelola oleh Petani, baik itu dalam bentuk Kelompok Tani (Gapoktan), Koperasi maupun perorangan, jadi wajar saja dari hasil penelitian dan data Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau mengatakan bahwa Perekonomian Riau 39,31 persen ditopang oleh ekonomi Perkebunan kelapa sawit dan produk turunannya, sehingga memerlukan kebijakan khusus dari Pemerintah Riau untuk mengantisipasi dampak dan mitigasi Covid-19 ini.
Dari sektor industri, sebanyak 167 dari 219 perusahaan di industri makanan di Riau yang menggunakan produk kelapa sawit dengan serapan tenaga kerja mencapai 70,60 persen dari total tenaga kerja industri besar dan sedang.
Kemudian dari kinerja ekspor dari Riau, 61,47% ekspor Riau adalah minyak dan lemak nabati, dimana 91,20% nya adalah minyak mentah kelapa sawit (CPO) yang diekspor ke Tiongkok, India, negara-negara ASEAN dan MEE, ungkap Gulat Ketua Umum DPP APKASINDO yang membawahi 22 Provinsi.
Lanjut Gulat kepada gardapos bahwa ia meminta kepada Pemprov Riau supaya sangat ekstra hati-hati mensiasati mitigasi Covid-19 ini khususnya di sektor Industri dan perkebunan Kelapa Sawit. Konkritnya adalah jangan sampai PKS sampai terdampak menjadi tutup. Dari kepala Desa, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur, Polri, TNI dan Asosiasi Perkelapasawitan harus bahu-membahu menjaga kondusifitas sektor industri perkelapasawitan ini, "ya semua harus fokus, tegas Gulat yang sehari-harinya sebagai Ketua Umum berkantor Pusat di Kementerian Pertanian, Jakarta".
Secara Nasional, Ada sekitar 18 juta manusia yang menggantungkan hidupnya pada tanaman ini. Belum lagi Ring 2, 3 dan 4 yang bersentuhan dengan aktivitas kelapa sawit ini, kata Gulat.
Kemudian dari 16,4 juta hektar luas kebun kelapa sawit di Indonesia kata lelaki 47 tahun ini, 42 persen adalah dikelola oleh petani. "Bisalah kita bayangkan berapa TBS petani yang akan busuk jika produksi rerata perhektar mereka dalam sebulan antara 800 kilogram hingga 1.100 kilogram," Gulat merinci.
Memang harga CPO saat ini trendnya mengarah bagus, sekalipun negara Importir CPO pada lockdown, namun kita sangat diuntungkan dengan menyusulnya Malaysia melakukan Lockdown juga, ya Malaysia sebagai negara kedua terbesar penghasil CPO, jadi dunia sangat tergantung dengan CPO Indonesia. Kita berharap trend ini bertahan sampai Covid-19 ini berlalu.
Dengan tidak Lockdownnya Indonesia, kami sangat berharap, PKS, show must go on. Sebab masih ada sederet cara yang bisa dilakukan untuk menghindari wabah Covid tadi meski pekerja sawit tetap beraktifitas. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan itu masih sangat memungkinkan, terang Gulat.
"kita wajib sekuat tenaga mendukung pemerintah tanpa lockdown, dengan cara dan peran kita masing-masing," ujar Gulat yang juga merupakan Auditor ISPO ini.
Kita wajib saling bahu membahu menyelamatkan ekonomi bangsa ini, tentu tanpa mengendurkan standar protokol kesehatan yang sudah dibuat pemerintah. Kini saatnya PKS menjadi pahlawan Bangsa. Dan sejarah akan mencatat bahwa PKS yang ada di Indonesia tidak sekadar bisnis, tapi juga pejuang sawit merah putih, pungkas Gulat.
"Saya yakin, dengan berbagai asumsi, sepanjang Indonesia tidak Lockdown, tidak ada alasan PKS tutup, jika PKS memaksakan diri tutup, patut dievaluasi segala perizinannya dan bila perlu dipertimbangkan dicabut izinnya supaya tutup selamanya," tegas Gulat yang juga Kandidat Doktor Ilmu Lingkungan dengan tegas.
Petani Sawit Nihil Covid-19 hingga saat ini, belum ada satupun pekerja maupun petani kelapa sawit terpapar wabah Covid-19.
"Alhamdulillah, dari pantauan kami di 22 provinsi DPW APKASINDO dan 117 DPD Kabupaten/Kota APKASINDO se Indonesia, semua petani anggota kami aman dari Covid-19, terkhusus di Riau. Pekerja dan petani sawit mungkin sedikit diuntungkan lantaran selalu berjemur di terik panasnya matahari saat melakukan aktivitas kebun sehari-hari. Semoga aktivitas rutin semacam ini terus bisa menjaga kami petani sawit dari pandemi corona itu," Gulat berharap.
Meski anggota Apkasindo aman, bukan berarti Apkasindo berpangku tangan. "Kami tetap terus berpartisipasi, mulai dari memberikan himbauan kepada Petani Sawit Indonesia, supaya teguh dan displin menggunakan masker dan menyarankan mengkonsumsi Vitamin sebagai suplemen, menyediakan sarana disinfectan di tempat penimbangan TBS, dan terakhir dibeberapa Provinsi DPW Apkasindo, seperti di Riau berperan aktif mendukung Polda Riau dalam bentuk partisipasi penyediaan alat semprot disinfektan dan APD lainnya.
Namun bukan berarti lantaran wabah ini, aktivitas dan produktifitas kita menjadi turun, rantai pasok TBS ke PKS harus jalan terus. Yang penting, patuhi semua aturan yang sudah dibuat pemerintah terkait pandemi Covid itu," ungkap Gulat seperti yang disampaikannya dalam teleconference online dengan Dewan Sawit Indonesia dan beberapa stakeholder sawit lainnya. (*/gp.1/rls)
Tulis Komentar