Dalam kata sambutannya, Nasir mengatakan tissue culture adalah riset yang berkembang saat ini. Negara tidak akan mampu menguasai karena jumlah orangnya saja, tapi harus menguasai inovasi dan teknologi.
Para peneliti menjadi aset yang sangat penting. Adanya mereka dapat meningkatkan produksi dengan luas lahan yang sama, inilah yang perlu dicapai lewat riset seperti kultur jaringan ini.
"Riset adalah tantangan kita masa depan dan perlu kita dorong. Dan laboratorium yang megah ini supaya bisa mendukung perusahaan lebih baik," jelas Nasir.
Gedung Laboratorium Kultur Jaringan Kerinci atau Kerinci Tissue Culture (KTC) Laboratory merupakan fasilitas produksi tanaman eukaliptus dengan teknologi kultur jaringan. Teknologi kultur jaringan dapat meningkatkan jumlah produksi bibit tanaman eukaliptus secara lebih efektif dan efisien untuk penanaman skala besar karena dapat diproduksi bersamaan dalam waktu singkat. Kultur jaringan sebagai bagian dari Departemen Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) Department RAPP (APRIL Group) fokus dalam melakukan berbagai penelitian untuk mengembangkan bibit berkualitas unggul sebelum ditanam.
Departemen R&D didukung 125 peneliti yang meneliti dan menyeleksi klon atau benih terbaik guna menemukan bibit unggul dengan karakter yang cepat tumbuh, tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki sifat kayu yang cocok dengan kebutuhan industri.
“Setelah mendapatkan benih terbaik, fasilitas Laboratorium Kultur Jaringan Kerinci yang baru ini akan memperbanyak bibit terbaik sehingga proses penanaman hingga pemanenan kami akan lebih efektif dan efisien,” ujar Ali Shabri selaku Direktur Operasional Support PT RAPP.
RAPP berinvestasi hingga 5 juta dollar AS untuk pembangunan fasilitas KTC ini. Proses kegiatan produksi bibit eukaliptus yang diawali dengan pembuatan media yang digunakan untuk tahap multiplikasi, elongasi dan perakaran.
Dalam tahap multiplikasi para pekerja yang mayoritas perempuan memperbanyak tunas eukaliptus dilanjutkan dengan tahap elongasi hingga batang tunas tumbuh tinggi. Pada tahap akhir, tanaman tersebut diinduksi untuk membentuk akar. Selanjutnya tanaman tersebut dipelihara diruangan dimana suhu, kelembaban dan pencahayaan dikendalikan dengan baik agar tanaman dapat beradaptasi di ruangan terbuka.
“Seluruh ruangan dan pekerja yang berada di New KTC harus selalu dalam keadaan steril agar kualitas bibit eukaliptus yang dihasilkan melalui metode kultur jaringan ini dapat terjaga,” lanjut Ali.
Kemudian lanjutnya Kerinci Tissue Culture memiliki fasilitas 16 growth room yang dapat memproduksi sebanyak 36 juta bibit eukaliptus per tahun, ungkapnya.(rls)
Tulis Komentar