Nasional

Dr. Emrus: Kunjungan Jokowi ke Sikka Berujung Kerumunan Warga, Mengapa Bisa Terjadi?

GARDAPOS.COM, JAKARTA - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sikka yang berujung kerumunan warga (sebagaimana dimuat di kompas.com (24/2) Kunjungan Jokowi ke Sikka Berujung Kerumunan Warga, Berikut Fakta-faktanya), seharusnya bisa diprediksi sebelum kejadian, jika Tim Komunikasi Presiden dari para komunikolog dan mereka berfungsi sekaligus penasehat Presiden bidang komunikasi.

Dengan demikian, Tim Komunikasi Presiden mampu memperkirakan kemungkinan terjadinya kerumunan warga. Atas dasar perkiraan tersebut, Tim Komunikasi Presiden  harus, bahkan mutlak memberi pandangan dan nasehat kepada Presiden agar tidak lewat dari jalur tersebut atau memberi alternatif lain dengan menumpang Helikopter. 

Jadi, Tim Komunikasi Presiden tidak boleh berperilaku seperti, "ada perintah", "ada petunjuk", "ada arahan" dan sejenisnya dalam konteks "membeo", dalam rangka mengelola opini publik dan keberadaan Presiden dalam wacana publik. 

Jika ada di Tim Komunikasi Presiden berperilaku "membeo" harus segera dievaluasi untuk direposisi karena sangat berpotensi mengganggu pengelolaan komunikasi kepresidenan. 

Oleh karena itu, Tim Komunikasi Presiden itu harus melakukan fungsi  komunikasi dengan cepat, tepat, prediktif, dan punya nyali memberi nasehat kepada Presiden, tetapi dengan komunikasi asertif (menyampaikan pesan dengan menjaga perasaan orang lain).

Karena itu, posisi Tim Komunikasi Presiden selalu melekat dan bersama Presiden.

Fungsi tersebut akan berjalan dengan baik, saya berkeyakinan penuh berdasarkan otoritas keilmuan komunikasi yang saya miliki, jika Tim Komunikasi Presiden dari para Komunikolog, yang paham betul konsep, teori dan dampak sebuah tindakan sebagai simbol komunikasi. Mengapa?

Sebagai seorang ilmuan komunikasi, dengan kapabilitas dan profesionalitasnya, para Komunikolog dengan otoritas keilmuan yang dimilikinya dapat memprediksi  kejadian dan efek komunikasi dari kemungkinan sebuah tindakan sebagai lambang verbal dan non verbal dari pesan  komunikasi.

Untuk itu, saya menyarankan kepada Presiden, Tim Komunikasi Presiden sejatinya dari para Komunikolog.[]

 

Salam,
Emrus Sihombing
Komunikolog Indonesia


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar