Sosbud

Tak Akan Mundur! FSPMI Riau Konsisten Lawan Ketimpangan dan Eksploitasi Buruh

Foto, Ketua KC FSPMI Pelalawan Yudi Efrizon dan anggota FSPMI

GARDAPOS.COM, PELALAWAN — Di tengah naiknya harga kebutuhan dan menurunnya daya beli masyarakat, suara buruh kembali menggema dari Riau. Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Provinsi Riau menyerukan perlawanan terhadap sistem kerja outsourcing (HOSTUM) yang dinilai menindas serta menuntut pemerintah untuk menetapkan kenaikan upah minimum yang layak bagi pekerja.

Untuk mematangkan langkah perjuangan itu, FSPMI Riau menggelar rapat konsolidasi dan sosialisasi rencana aksi unjuk rasa akbar pada Minggu 10 November 2025, pukul 14.00 WIB di Sekretariat Bersama FSPMI Riau, Jalan Mesjid Raya No.16, Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota, Kabupaten Pelalawan.

Rapat dihadiri oleh jajaran pengurus dari berbagai sektor, di antaranya Ketua DPW FSPMI Provinsi Riau, Satria Putra; Ketua KC FSPMI Kabupaten Pelalawan, Yudi Efrizon; Sekretaris PC SPPK FSPMI Pelalawan, Riadi Saputra (mewakili Ketua Martius Effendi); Ketua PC SPAI FSPMI Pelalawan, Heri Isma; serta para ketua dan anggota PUK SPPK–SPAI FSPMI Kabupaten Pelalawan.

Ketua KC FSPMI Kabupaten Pelalawan, Yudi Efrizon, menegaskan pentingnya kesatuan dan loyalitas seluruh anggota dalam menjalankan perjuangan. “Aksi ini adalah perjuangan dan peperangan kita bersama. Tidak boleh ada yang mundur. Siapa yang diam berarti membiarkan ketidakadilan terus berjalan,” tegas Yudi dengan suara berapi-api. Ia juga menegaskan bahwa FSPMI tidak akan tunduk terhadap bentuk intimidasi atau intervensi dari pihak mana pun.

Sekretaris PC SPPK FSPMI Pelalawan, Riadi Saputra, menyampaikan bahwa persoalan outsourcing dan stagnasi upah minimum adalah potret nyata ketimpangan hubungan industrial di daerah. “Buruh hanya diminta bekerja keras, tapi hak-haknya diabaikan. Sementara harga kebutuhan terus naik, upah malah stagnan. Kami menuntut pemerintah untuk berpihak kepada pekerja, bukan hanya kepada kepentingan modal,” ujarnya.

Ketua PC SPAI FSPMI Pelalawan, Heri Isma, menambahkan bahwa perjuangan kali ini bukan sekadar soal angka upah, tetapi menyangkut harkat dan martabat pekerja. “Kami ingin kerja yang manusiawi, bukan sistem kontrak berkepanjangan tanpa kepastian. Buruh bukan mesin. Kami punya keluarga, kami punya kehidupan yang layak untuk diperjuangkan,” katanya.

Ketua DPW FSPMI Provinsi Riau, Satria Putra, dalam arahannya mengingatkan agar seluruh anggota tetap konsisten menjaga nilai-nilai perjuangan dan marwah organisasi. “Kita tidak anti-investasi, tapi kita menolak ketidakadilan. FSPMI harus menjadi kekuatan yang diperhitungkan dan tetap berjuang dengan cara yang bermartabat,” tegasnya.

Rapat yang berlangsung penuh semangat perjuangan itu ditutup dengan seruan lantang dari seluruh peserta: “Tolak Outsourcing! Naikkan Upah Minimum! Hidup Buruh!” yang menggema di ruang sekretariat. Seruan tersebut menjadi simbol komitmen FSPMI Riau untuk terus berdiri di garda terdepan memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh pekerja di Bumi Lancang Kuning. (HI)


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar