Daerah

Pancasila Rapuh

Ket Gambar: SD Marjinal yang terdapat di Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir-Riau. Satu Ruangan berisikan 6 Kelas dengan masing-masing sudut ruangan sebagai penanda kelasnya. (Foto dok.Fikri Razmi)

Oleh: Fikri Razmi (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Hipemarohi-Pekanbaru Kabinet Rentak Bertuah)


GARDAPOS.COM, ROKAN HILIR - Ada yang spesial di awal bulan juni ini, ini bukan tentang seseorang yang tengah jatuh cinta dengan pasangannya, hari kelahiran seorang manusia ke bumi serta bukan hari memperingati jilid tahun sepasang sejoli.

Tepat diawal juni, sebuah bangsa berancang-ancang akan mendemonstrasikan landasannya menjadi sebuah negara. Ya, dia adalah negara Indonesia yang berabad-abad lamanya menjadi bulan-bulanan penjajah yang menguras segala sektor yang ada di negeri dengan memiliki khazanah yang luar biasa.
.
Kembali pada momentum awal juli, tepatnya pada 1 Juni 1945, para tokoh bangsa ini mencoba menuangkan kekayaan intelektualnya demi tercapainya cita-cita bangsa di tahun-tahun akan datang yang termuat dalam ideologi negara yang kita kenal dengan PANCASILA.

Menarik, Pancasila beberapa tahun terakhir ini menjadi pembahasan ditengah-tengah para tokoh-tokoh besar di Negeri ini (padahal rakyat sedang tidak ingin mendengar power statement para tokoh-tokoh itu karena berbicara soal kepentingan). Perbincangan pancasila, juga merasuk kedalam ruh-ruh meja kopi Mahasiswa sehingga, menimbulkan pertanyaan dan ancaman bagi bangsa ini kelak, apabila Pancasila hanya dianggap simbolis kulturalis.

Penulis menyebutkan, bahwa pancasila saat ini tidak relevan. Melihat dari sudut pandang, pancasila tidak relevan karena konstitusi-konstitusi hasil keputusan Pemerintah bertolak belakang dengan kehidupan kerakyatan terutama mereka rakyat cluster bawah. Pancasila hanya ada nama, (P) lalu (A) lalu (N) lalu (C) lalu (A) lagi, lalu (S) lalu (I) dan diakhiri dengan (A) beserta komponen-kompenen nya butir-butir 5 Sila.

Menjadi pertanyaan, Apakah Pancasila ini masih memiliki ruh.? Implementatif Yang terkandung dalam komponen-kompenen Pancasila itu apakah sudah tersampaikan.? Unik, pancasila adalah sebuah pandangan, namun semakin hari ia semakin berkabut. Cita-cita bangsa yang terkandung didalam Pancasila, tidak lagi cita-cita bersama, melainkan cita-cita itu akan sama apabila berbicara 'bisnis to bisnis', feedback, dan kepentingan barisan "aku dan kamu sama".

Pancasila, yang diiringi Bhinneka Tunggal Ika adalah jati diri bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan Ideologi bangsa, bukan hanya ideologi negara. Apakah kita ingin kehilangan jati diri.? Ataukan ingin bertransisi mencari jati diri lain.? Mungkin berpindah ideologi.? Masih banyak pemandangan-pemandangan yang mana itu frontal dari butir-butir Pancasila. Selamat Hari Ideologi Bangsa (Pancasila).[]


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar