Konsolidasi akbar ini akan mengangkat tema : “Membangun Kesadaran Kelas Pekerja dalam Berserikat dan Haknya.” pungkasnya.
Di dalamnya, sejumlah agenda penting akan dibahas, antara lain penguatan iuran dan basis data anggota FSPMI, pendidikan dan advokasi, pelatihan organisasi, pemahaman jaminan sosial, penyelesaian perselisihan hubungan kerja, hingga penegakan hukum yang berpihak kepada pekerja yang terzolimi.
Dalam pertemuan itu, Satria disambut RM KSI Wilayah, Sosiawan. Ia meminta BPJS hadir sebagai narasumber, khususnya untuk mensosialisakan program jaminan sosial tenaga kerja.
“Kebetulan di hari yang sama Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Bapak Pramudya Irawan, juga berkunjung ke kantor FSPMI-KSPI Pusat di Jakarta. Ini menunjukkan ada keseriusan dari BPJS untuk memperbaiki pelayanan dan memperluas perlindungan bagi pekerja. Maka sangat tepat jika BPJS hadir di forum konsolidasi akbar ini, agar buruh bisa langsung mendengar hak-haknya yang dijamin negara,” ujarnya.
Kemudian Satria juga menyambangi Polda Riau dan diterima langsung oleh Kasubdit Sosbud Polda Riau, AKBP Sugeng Haryanto. Ia berharap kepolisian dapat menjadi narasumber yang membahas penegakan hukum ketenagakerjaan. “Banyak pelanggaran yang terjadi di perusahaan, mulai dari outsourcing, upah murah, hingga PHK semena-mena. Polisi harus turut hadir dalam rangka pembinaan dan penegakkan hukum yang berpihak kepada semua pihak terkhusus pada pekerja, demi terwujudnya konduktivitas dalam ruang lingkup Ketenagakerjaan. Jangan biarkan buruh terus menjadi korban keserakahan korporasi,” ujar Satria.
Selain itu, Ketua DPW FSPMI Riau juga berkunjung ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Riau. Meski Kepala Dinas Bobby Rahmat berhalangan hadir, Satria menitipkan surat resmi agar pihak Disnaker turut serta dalam konsolidasi akbar ini. “Kami ingin pemerintah hadir di tengah-tengah buruh, bukan hanya saat ada konflik. Negara wajib menjamin hak-hak pekerja sebagaimana amanat undang-undang,” tambahnya.
Konsolidasi akbar SPPK FSPMI se-Sumatera dijadwalkan berlangsung selama dua hari, Sabtu–Minggu, 27–28 September 2025, di Hotel Ameera, Jalan Ahmad Yani, Pekanbaru. Kehadiran para narasumber dan ribuan buruh di forum ini diyakini akan memperkuat kesadaran kolektif kelas pekerja, sekaligus menjadi tonggak perjuangan buruh perkebunan dan kehutanan dalam memperjuangkan hak-haknya.
(heri)
Tulis Komentar