Kemudian lanjutnya, sebagai generasi penerus memperkenalkan kepada publik dan melestarikan budaya yang sudah turun temurun ini, juga mengingatkan kepada masyarakat Kuantan Singingi dengan budaya daerah sendiri dan mampu menjelaskan apa saja yang terkandung dan tersirat dengan budaya sendiri.

Dalam kesempatan ini, Suhardiman Amby mengajak masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi dimanapun berada baik di kampung maupun yang sengaja pulang dari perantauan untuk menyaksikan bersama-sama untuk memeriahkan upacara tradisi 'manjopuik limau' dan atraksi perahu 'baganduang' yang sudah dua tahun belakangan ini hilang dikarenakan oleh pandemi Covid-19.

"Momentum pelaksanaan perahu baganduang ini mesti kita maknai dengan merayakan dengan sukacita tapi tetap mematuhi protokol kesehatan. Ini adalah budaya masyarakat Kuantan Singingi, kita harus lestarikan agar tidak tergerus oleh zaman sehingga ada yang kita warisi untuk anak cucu kemenakan kita nanti", Ujar Suhardiman Amby Datuk Panglimo Dalam.

Ia juga berpesan dalam kegiatan ini selain untuk mempererat hubungan siraturahmi, setidaknya ada tiga nilai yang terkandung di dalam penyelenggaraan festival perahu Baganduang. Yaitu nilai seni dan budaya, nilai agama dan nilai sosial, ungkapnya.

"Atraksi Perahu Baganduang merupakan tradisi simbol adat masyarakat Kuansing. Tradisi ini merupakan kearifan lokal yang akan memperkaya khazanah budaya nasional. Apalagi perahu baganduang sudah ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2017 lalu. Ini harus kita lestarikan karena ini adalah kebanggaan masyarakat Kuansing. MO AWAK BASOMO ke LUBUK JAMBI", tutup Suhardiman.**

Sumber : Plt Bupati Kuansing Suhardiman Amby, Rocky (rls) /  Editor : AP. Sulaiman