Solusi Tangani Covid-19

Kesehatan Dan Ekonomi Dapat Simultan Asal Dalam Orbit Titik Panas Komunikasi

Penulis: Dr. Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia

GARDAPOS.COM, JAKARTA - Terkait kasus Covid-19 seolah muncul dua kutub pilihan di ruang publik. Pertama, mendahulukan kesehatan baru pemulihan ekonomi dengan segala argumentasi kuat dan rasional juga, antara lain tidak mungkin ekenomi pulih sebelum kasus Covid-19 terselesaikan. Kedua, mendorong terus geliat ekonomi untuk memenuhi kehidupan keseharian masyarakat dan pembiayaan kesehatan penanganan Covid-19.

Dari dua kutub tersebut, publik bisa terjebak hanya pada dua pilihan tersebut. Seolah tidak ada pilihan lain. Padahal, bisa banyak muncul alternatif-alternatif pilihan, sebanyak orang yang berifikir inovatif, kreatif dan kritis tentang pananganan Covid-19.

Coba kita urai secara kritis dua kutub pilihan di atas. Jika, mengedepankan kesehatan, berpeluang menimbulkan antara lain PHK di mana-mana, pada gilirannya mengganggu ketahanan kesehatan setiap anggota dalam keluarga karena keterbatasan biaya. Bila mengutamakan geliat ekonomi, berpotensi jumlah kasus Covid-19 meningkat yang pada akhirnya berdampak pada ketahanan ekonomi tiap keluarga juga.

Sederhananya dapat diuraikan dalam suatu model naratif, berikut. Mengedepankan kesehatan disusul ekonomi, bisa menimbulkan permasalahan baru di bidang kesehatan. Misalnya, kurangnya asupan gizi, karena ketidakmampuan daya beli keluarga. Sebaliknya, mengutamakan ekonomi, baru kemudian penanganan kesehatan. Ini juga dapat menimbulkan  persoalan baru di bidang ekonomi, karena alokasi biaya dengan jumlah besar tersedot untuk Covid-19 yang belum bisa dapat dipastikan kapan berakhir.

Dalam situasi meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di tanah air, tidak harus negeri ini memilih salah satu dari dua kutub tersebut. Sebagai fenomena yang dihadapi masyarakat terkait dengan kasus Covis-19 ini, masih ada pilihan lain, yang menurut saya lebih baik, yaitu penangan kesehatan dilakukan simultan dengan geliat ekonomi di tengah masyarakat, tentu dalam suatu ruang komunikasi promosi kesehatan penanganan kasus Covid-19.

Penangan kesehatan simultan dengan geliat ekonomi pilihan sangat tepat dengan kondisi sosial ekenomi Indonesia saat ini (jangan samakan dengan negara yang luasnya sedikit dan cadangan devisa luar biasa), tentu berada pada “hotspot” (titik panas) komunikasi promosi kesehatan penanganan kasus Covid-19. Tanpa komunikasi berada pada titik panas, pilihan dari dua kutub di atas tidak akan menyelesaikan persoalan secara substansial, bahkan berpotensi menimbulkan berbagai masalah sosial baru.

Berada pada titik panas komunikasi, artinya, menggelorakan komunikasi promosi kesehatan penanganan kasus Covid-19 dengan masif, terstruktur, sistematis, bersinambungan kreatif, inovatif, dan berkelanjutan secara nasional hingga pada tingkat keluarga sehingga masyarakat sudah memiliki kesadaran, sikap, dan perilaku yang taat (ketat) sekali terhadap seluruh protokol kesehatan. Selain itu, masyarakat paham betul resiko fatal (mengancam nyawa) pada diri dan anggota keluarganya, ketika lalai atau lengah sekejap saja tidak sejalan dengan protokol kesehatan.

Karena itu, komunikasi kesehatan penanganan Covid-19 harus berada pada orbit “titik panas”, baru kemudian kesehatan dan ekonomi dilakukan simultan. [ ]


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar