Kedatangan tersebut tidak hanya sebatas diskusi menyampaikan tentang adat istiadat dan nilai-nilai adat kerajaan Pelalawan di Kabupaten Pelalawan saja, namun bagaimana membangun/menjaga hubungan silahturahmi yang kuat, sinergitas antara pimpinan Satgas PKH TNTN terhadap Pucuk Masyarakat Adat di Kerajaan Pelalawan di Kabupaten Pelalawan ini, pungkasnya.
Lanjut Wan Ahmat, Datuk Engku Raja Lela Putra menceritakan, bahwa dirinya tak menduga–duga kehadiran silaturahmi itu ke Rumah Singgah apalagi disela tugasnya yang padat arah pulang ke Pekanbaru bersama puluhan orang dalam rombongan itu. ”Saya tidak menduga juga silaturahmi ini dan saya cukup bangga juga atas kunjungan tersebut ke rumah singgah ini,” ungkap Datuk Engku Raja Lela Putra, Wan Ahmat.
"Ya, memang ada sedikit diskusi kami saat itu terkait perkembangan kerja Satgas PKH di kawasan TNTN per hari itu (17/7)," ungkap Datuk Engku Raja Lela Putra, Wan Ahmat yang saat turut didampingi Plt Ketua PWI Pelalawan, Assep Putra Sulaiman dan Plt Bendahara PWI Pelalawan, HM. Rojuli.
Ada yang menarik, sebelum rombongan Komandan Satgas PKH TNTN Mayjen Dody Triwinarto meninggalkan Rumah Singgah Datuk Engku, dari sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya dan juga pantauan gardapos diketahui, bahwa sebelum rombongan tersebut sampai menuju Rumah Singgah ternyata dijalan KM70/71 Kesuma yang masih didalam kawasan TNTN saat rombongan ini meluncur ke kelurahan langgam dihadang sejumlah oknum warga yang masih mendiami kawasan.
Ya, sebenarnya kedatangan kami yang lama ini sampai ke rumah singgah Datuk Engku sekira pukul 15.28 WIB mulai tengah hari adalah akibat tadi di jalan ada penghadangan oleh sejumlah puluhan warga yang katanya warga Pelalawan yang mendiami kawasan TNTN, dan sontak saja kami kaget pak, ungkapnya kepada gardapos.
"Kami sempat mendapat penghadangan dibeberapa titik (ada dua titik pos penjagaan)" ungkapnya.
Dalam beberapa kali penghadangan itu, Jenderal Dody ada turun menyambangi para penghadang tanpa ada takut berinteraksi dengan mereka pak, yah warga yang katanya mengaku warga Pelalawan yang mendiami daerah kawasan TNTN ini memang hanya menyampaikan aspirasinya.
Namun, ironisnya ada beberapa orang oknum warga tersebut dengan nada ancaman kepada kami untuk melarang mengambil gambar dari handphone sementara mereka leluasa mengambil gambar dari handphone mereka pak, ungkapnya saat menyeruput kopi yang terhidang.
Lanjut diceritakan lagi, bahwa terhadap penghadangan oknum warga di titik pos yang pertama kami tidak bisa melanjutkan perjalanan akhirnya kami meneruskan ke titik jalan yang lain yang juga mendapat penghadangan di tengah jalan itu sudah diberi gundukan kayu dan sebagainya, dan akhirnya setelah sekian lama waktu berjalan dan tim Jenderal Dodi turun barulah kami sampai ke Rumah Singgah, ungkapnya lega.[]
(gpc)
Tulis Komentar