Politik

Firli Tidak Nyaman, Gestur SYL Seperti Memohon

Dr. Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia

GARDAPOS.COM, JAKARTA - Analisa Foto Viral, Pakar Komunikasi: Firli Tidak Nyaman, Gestur SYL Seperti Memohon, dilansir dari link berita rmol.id (10/10) "analisa foto viral pakar komunikasi firli tidak nyaman gestur syl seperti memohon"

Dari analisa Emrus, foto yang beredar jelas menunjukkan rasa tidak nyaman dari Firli Bahuri, yang sedang berada di lapangan badminton, tiba-tiba didatangi SYL.

"Dari foto yang sudah beredar, terlihat bahwa gestur Firli sangat merasa tidak nyaman, cukup percaya diri dan tegas. Itu dibuktikan dengan satu kaki Firli yang diangkat di dengkul," ujar Emrus.

"Sementara gestur SYL seperti tengah memohon sesuatu," katanya lagi.

Lebih penting lagi, kata Emrus, Firli ditemui SYL di ruang publik. Artinya, ada banyak mata yang menyaksikan terjadinya pertemuan itu.

"Itu terjadi di ruang publik, kecuali memang foto itu ada di ruang privat lalu di foto, itu juga banyak orang, tidak hanya mereka berdua," terangnya.

Lebih disesalkan lagi, lanjutnya, beredarnya foto itu, dikaitkan dengan isu pemerasan pimpinan KPK kepada SYL.


Gestur Ketua KPK dan SYL Dalam Foto Viral

Kemudian Membaca Makna Dibalik Gestur Ketua KPK dan SYL Dalam Foto Viral dilansir dari link berita netralnews.com (9/10), "membaca makna dibalik gestur ketua kpk dan syl dalam foto viral"

"... itu terjadi di ruang publik, kecuali memang foto itu ada di ruang private lalu di foto itu juga banyak orang artinya ada orang lain, tidak hanya mereka berdua," tuturnya.

Artinya, jelas Emrus, foto tersebut tidak cukup kuat untuk dijadikan bukti bahwa pertemuan Firli dan SYL di GOR Badminton ada kaitannya dengan kasus dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK dalam pengusutan kasus dugaan korupsi di Kementan.

"Kalau foto itu lalu menjadi bukti materiil di persidangan yang akan dipakai untuk indikasi pemerasan oleh pimpinan KPK, menurut saya tidak akan cukup kuat sebagai bukti,” ungkapnya.

Emrus menilai, dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK merupakan indikasi kuat koruptor melawan balik proses hukum korupsi yang tengah ditangani. Ia berharap, publik dan pimpinan KPK dapat terus mencermati agenda pemberantasan korupsi, terlebih di tahun politik ini.

“Padahal kita sadar bahwa korupsi termasuk extraordinary crime atau kejahatan yang sangat luar biasa. Saya tidak katakan bahwa pemerasan itu adalah suatu hal yang baik. Tapi tidak pada 'kategori yang extraordinary crime'. Itu sebabnya, alangkah baiknya menurut saya idealnya tindak pidana korupsi ini harus diprioritaskan,” terangnya.

Lebih jauh, Emrus berpandangan bahwa tugas dan fungsi yang telah dilakukan oleh pimpinan KPK sejauh ini sudah cukup baik dan semua kewenangan institusi antirasuah harus tetap dikawal dan diawasi bersama oleh seluruh pihak.

 

Penulis: Dr Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar