Opini

Memahami Politisi dan Negarawan

(Ist).

Oleh: Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia


GARDAPOS.COM - Memahami 'politisi' dan 'negarawan' serta hadapi dugaan kasus hukum (korupsi) sebagai berikut.

Politisi:
- Selalu haus kekuasan, hingga akhir hayatnya.
- Mengggunakan berbagai cara peroleh kekuasaan, termasuk mengeksploitasi politik identitas sempit di ruang publik.
- Terus menumpuk kekayaan hingga luar biasa saat penjabat sebagai "amunisi" untuk memperoleh, memperluas, mempertahankan kekuasaan.
- Suka melakukan tindakan komunikasi politik pembenaran atas apapun perbuatannya.
- Jika ada kasus hukum yang dihadapi, langsung atau tidak langsung, ia menggunakan powernya, antara lain dari kekayaan yang dimiliki ketika menjabat, misalnya, untuk menarik kasus tersebut ke ranah politik sempit agar penegak hukum semakin melemah.
- Melakukan pembiaran jika ada individu atau sekelompok orang membenarkan/mendukung tindakan koruptifnya, misalnya.
- Tak akan mengatakan bahwa tuduhan pelanggaran yang (kemungkinan) dialamatkan pada dirinya, "saya akan hadapi sendiri". 

Negarawan:
- Kekuasan sebagai amanah dan untuk kesejahteraan rakyat.
- Berkuasa karena keinginan dan dukungan tulus yang militan dari rakyat.
- Kekayaan menurun saat menjabat, karena waktu dan pikirannya tersita untuk melaksanakan tugas.
- Menegakkan kebenaran sekalipun  kekuasaanya runtuh/hilang.
- Jika ada kasus hukum, akan dia hadapi dengan satria sekalipun dia masuk penjara.
- Dia melarang/menolak jika ada individu atau sekelompok orang seolah membenarkan dugaan tindakan koruptifnya, misalnya.
- Jika ada tuduhan pelanggaran yang (kemungkinan) dialamatkan pada dirinya, dia pasti katakan "saya akan hadapi sendiri".
- Kebenaran akan terus dia perjuangkan, termasuk di pengadilan. []


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar