Opini

Catatan Akhir Tahun: Kenapa Tidak, Perempuan Hebat Pimpin Indonesia 2024-2029

Penulis: Dr. Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesia.


GARDAPOS.COM - Pada hakekatnya perempuan itu hebat, luar biasa, kuat dan cerdas. Hebat, perempuan bisa dan mampu memimpin semua posisi sosial dengan baik. Luar biasa, perempuan bisa melakukan peran seorang Ibu membimbing keluarganya, dan menunaikan tugas profesionalnya di tengah  masyarakat. Kuat, perempuan mampu mengatasi masalah dan rintangan yang dihadapkan pada dirinya sebagai individu dan pemimpin. Cerdas,  perempuan terampil mengindentifikasi, menganalisis dan menemukan solusi permasalahan sosial sehari-hari.  

Oleh karena itu, secara individu maupun kelompok, perempuan adalah aktor sosial yang memiliki kekuatan melakukan perubahan di tengah masyarakat, negara maupun dunia pada semua bidang kehidupan. Dengan demikian, menurut hemat saya, tidak perlu perempuan hebat memperjuangkan kesetaraan dengan laki-laki. Sebab, pada hakekatnya, perempuan itu hebat. 

Perempuan mampu melakukan tugas, tangung jawab dan pekerjaan yang sangat luar biasa. Semua profesi sosial digeluti oleh perempuan. Dari segi struktur sosial, perempuan pemimpin bijak dan memakai hati nurani, mulai dari pimpinan tertinggi, Presiden maupun Ketua Parleman misalnya, hingga Ketua Rukun Tetangga. Dari tingkatan kepemimpinan, Indonesia lebih hebat dari Amerika Serikat. Perempuan Indonesia, Megawati Soekarnoputri, sebagai satu teladan, menduduki posisi tertinggi di negeri ini sebagai Presiden kelima, menjabat 2001 - 2004. 

Teladan lain, diberitakan dua srikandi kita, Rosalia Widya Astuti dan Putri Ramandani tim relawan PLN ikut mengambil peran mendirikan tower listrik sebagai pengganti yang tumbang akibat diterjang badai siklon tropis di NTT delapan bulan lalu. Mereka berdua  contoh perempuan kuat dengan kondisi cuaca yang belum bersahabat kala itu. Puan Maharani, perempuan hebat menakodai legislatif kita di tengah intrik-intrik politik fraksi dan individu sebagai aktor politik yang punya maksud atau akrobat politik. Sri Muliayani, perempuan kuat dan hebat mempimpin Kementerian Keuangan bangsa ini di tengah lesunya perekonomian dunia dampak Covid-19. Itu semua bukti yang tak terhitung karya luar biasa perempuan hebat negeri ini.

Oleh karena itu, ada kalangan berpendapat bahwa perempuan lemah, tidak mampu, pekerja domestik (rumah tangga) dan sebagainya, itu bukan hakekat  diri dari seorang perempuan. Itu lebih sebagai bentukan/konstruksi interaksi sosial antar manusia di banyak kelompok-kelompok sosial, mulai dari keluarga hingga organisasi besar seperti di suatu negara, dari jaman baheula hingga sampai saat ini masih tampak kental sisa-sisanya bahwa perempuan dianggap bahkan ada yang memperlakukan sebagai subordinat dalam suatu tatanan sosial. 

Ambil saja contoh mikro. Dalam suatu keluarga acapkali ditemukan  perbedaan perlakukan yang membuat perempuan di posisi yang belum sesuai dengan hakekat perempuan itu hebat. Dengan kata lain, perempuan ditempatkan di posisi yang tidak inline dengan hakekat perempuan itu sendiri yaitu hebat. Menariknya, posisi tersebut seolah “given” atau hal wajar  menjadi sebuah kemapanan sosial. Pikiran manusia sudah “dipenjarakan” sehingga kesadaran kritis terabaikan begitu saja.

Padahal, fakta menunjukkan dan sudah merupakan proposisi ilmiah bahwa di balik laki-laki sukses ada perempuan hebat. Ada dua aktor utama yaitu Ibu yang melahirkan dan Istri sebagai pasangan sepadannya. Ibu sebagai perempuan yang hebat  berada di belakang merawat, membimbing, mendidik, menasehati dan yang paling utama mendoakan putranya untuk menggapai kesuksesan di semua aspek kehidupan, terutama bidang spiritual.

Peran yang tidak begitu berbeda dari Ibu yang melahirkan, Istri sebagai pasangan sepadan merupakan perempuan hebat di balik kesuksesan suaminya. Salah satu paling menonjol dari multi peran teman sepadan, Istri mampu menjadi konsultan yang  memberi nasehat bijak bagi suaminya. Ketika suami menghadapi persoalan sekecil atau sebesar apapun, Istri tampil memberi nasehat persuasif, asertif dan solutif. Hal ini acapkali diperankan oleh Ibu Negara kepada suaminya ketika menjabat sebagai Kepala Negara. Banyak buku atau film mengisahkan Ibu negara menjadi penasehat tulus dan handal bagi suaminya saat menjabat pimpinan negara. 

Nah, berdasarkan narasi di atas, bukti bahwa hakekat perempuan itu hebat. Namun, lebih luar biasa lagi ketika perempuan tampil di depan, tidak hanya di belakang dari kesuksesan seorang laki-laki, memimpin negeri ini sebagai presiden 2024-2029. Bahkan saya bermimpi, Presiden dan Wakil Presiden kita periode 2024-2029 adalah perempuan hebat. Sedangkan kabinetnya mayoritas (80%) dari perempuan hebat. Ini perlu kita jalankan sebagai anti tesis yang selama ini terjadi di Indoesia. Dengan kepemimpinan Keibuan dari perempuan, saya berhipotesa bangsa ini bisa lebih sejahtera, maju, damai, sejuk dan lebih tercipta suasana sosial kondusif memacu pembangunan di semua bidang. 

Perempuan hebat Indonesia, menurut hemat saya, bisa menjadi presiden 2024-2029 memimpin republik ini antara lain Megawati Soekarnoputri, Iriana Joko Widodo, Puan Maharani, Butet Manurung, Siti Zuhro, Sri Mulyani, dan Retno Marsudi.**


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar