Pendidikan

Logika Di Dunia Islam

gbr.net (Ist).

GARDAPOS.COM - Logika mulai tumbuh dan berkembang di dunia Islam yaitu pada zaman kejayaan Islam.

Islam ketika itu telah berkembang sampai ke Spanyol di Barat dan ke Timur mencapai perbatasan Cina.

Zaman itu adalah zaman perkembangan ilmu pengetahuan dan dilakukan penterjemahan buku-buku Yunani Kuno, Persia dan Sanskerta ke dalam bahasa Arab terutama di zaman Khalifah Al-Ma'mun dari daulat Abbasiyah di Bagdad dan Khalifah  Abdurrahman dari Dinasti Bani Umayyah di Cordova.

Khalifah Al-Ma'mun adalah seorang Khalifah yang cinta kepada ilmu pengetahuan terutama ilmu yang berhubungan dengan filsafat, beliau tidak segan-segan menghabiskan keuangan untuk kepentingan gerakan penterjemahan. Maka mulailah gerakan penterjemahan saat itu, yaitu buku-buku Yunani.

Tokoh-tokoh Islam yang berjasa dalam kegiatan penterjemahan buku-buku logika dan falsafah, pada umumnya antara lain, Sa'ad bin Ya'kub Al-Damsiqi, Abu Bisyr bin Matta, dan lain-lainnya.

Kemudian datang pula Al-Farabi hidup pada tahun 873-950, yang digelari dengan guru kedua atau Mu'allim Tsani, karena jasanya dalam bidang filsafat. 

Begitu pula dengan Ibnu Sina dengan bukunya Al-Syifa. Dalam kitab ini ia memberi komentar terhadap karangan-karangan Plato, Aristoteles, dan Al-Farabi, yang ditulis pada abad ke-17, diterjemahkan kedalam bahasa Prancis dan menjadi rujukan utama dalam perkembangan filsafat di dunia Barat.

Kegemaran mempelajari Logika terus menjadi tradisi dalam dunia Islam. Para Aula, lebih-lebih Mutakallimun memberikan perhatian yang besar terhadap ilmu ini.

Demikian pula halnya Al-Gazali dengan bukunya "Maqashid al-falasifah". Kitab ini merupakan pengantar baginya untuk kitabnya yang berjudul "Tahafutul Falasifah", juga dalam tulisannya yang berjudul "Mahal al-Nadzar" (pengaruh pikiran). Penilaian terhadap ini ditulisnya "Munqiz min al-dhalal.

Buku Munqiz min al-dhalal ini, Al-Gazali mengkritik filsafat, khususnya yang berkaitan tentang metafisika atau ilahiyat.

Kendatipun demikian beliau (Al-Gazali) mengakui bahwa ilmu Logika mempunyai peranan yang sangat penting dan penting dipelajari karena dapat menunjukkan jalan menuju kebenaran.

Ibnu Taimiyah juga menulis beberapa komentar terhadap logika Yunani. Komentar dan kritik Ibnu Taimiyah bukan berarti untuk menghalangi perkembangan logika, akan tetapi malah sebaliknya yaitu memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu ini, misalnya sebelum Ibnu Taimiyah orang selalu memahami bahwa pengertian, hanya dapat diperoleh dengan definisi.

Sebaliknya menurut Ibnu Taimiyah, ada bermacam-macam pengertian yang dapat diperoleh dengan tanpa mendefinisikan perkataan itu, melainkan dengan perasaan misalnya, lapar, haus, atau dengan penghayatan dengan agama.[]


Sumber: Drs. Ali ABRI, MA, Pengantar Logika Tradisional.


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar