Alam Gambut Riau Hancur

HMI Cabang Pekanbaru Tolak Kedatangan Panglima TNI, Menteri KLHK dan Kapolri

Endri, Sekretaris Umum HMI Cabang Pekanbaru.

GARDAPOS.COM, PEKANBARU - Jangan semena mena mengeksploitasi lahan gambut di Riau, buruknya tatakelola pemerintah memicu persoalan besar pada kehidupan masyarakat. Sudah puluhan tahun bencana kabut asap selalu terjadi akibat ugal ugalan mengeksploitasi gambut riau, dan mirisnya banyak dugaan penyalahgunaan wewenang dan jabatan dalam penertiban lahan (bungkam diungkap,red) kaum feodal kapitalis/Tuan Takur di Indonesia hingga menjadi fenomena bagaikan api dalam sekam.

Sikap tegas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru tolak kedatangan Panglima TNI, Menteri KLHK, dan Kapolri di Provinsi Riau. Penolakan ini bukan tidak beralasan, beberapa waktu lalu tepatnya peninjauan karhutla di Pelalawan mereka datang ke Riau hanya serimonial saja, kata Endri fungsionaris HMI Pekanbaru.

"Jangan datang ke Riau ini kalau hanya bersifat serimonial saja apalagi kalau tidak ada penyelesaian terhadap karhutla, kita tidak butuh peninjauan saja dari Panglima TNI, Menteri KLHK dan Kapolri, yang kita butuhkan mereka berkantor di Riau biar bisa sama-sama merasakan terdampak kabut asap pekat ini. Kemudian ungkap dan segera tangkap korporasi nakal lalai dalam menjaga konsesinya sehingga terjadi bencana kebakaran dan kami tidak mau mereka datang ke Riau habis berfoto di tempat kebakaran lalu pulang, tanpa ada penyelesaian," ungkap Sekretaris Umum HMI Cabang Pekanbaru Endri Lafranpane, Sabtu (14/09).

Kemudian Lanjut Endri, setiap karhutla di Riau Panglima TNI, Menteri KLHK dan Kaporli datang ke Riau tanpa ada penyelesaian akibat dampak dari Karhutla ini, ada apa!

"Buat apa datang ke Riau kalau hanya ber-selfi, lebih baik tidak usah datang, buat sakit hati masyarakat saja" ujar Endri.

Hancurnya ekologi lingkungan alam gambut di Provinsi Riau ditambah terjadinya kebakaran hutan dan lahan diduga karena tidak ada keseriusan untuk menyelesaikannya. Jutaan hektar gambut dan hutan dibabat secara kasar untuk perkebunan sawit dan HTI. Lalu mereka pura pura tidak tahu. Rakyat diminta untuk sabar terkait kabut asap. Gila gak itu?

"Bukan tahun ini saja Karhutla terjadi di Riau, sudah hampir 22 tahun namun tidak ada juga strategi menghentikan kebakaran, kami menilai adanya kong kalikong antara Pejabat Negara dan Korporasi, sehingga Karhutla merupakan suatu program terstruktur, sistematis dan masif", ungkap Endri ***


[Ikuti GardaPos.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar