Datang dengan angin perubahan, Afrizal Sintong (Epi) membuka semua masalah yang terjadi di kabupaten rokan hilir. Epi menganggap semua masalah di Rohil gampang dan mudah diselesaikan. dengan penampilan yang sederhana dan bersahabat, Epi mengatakan 3 isu utama di rohil gampang diselesaikan, yaitu terkait jalan yang rusak, pengangguran, dan kemiskinan. semua kata Epi, gampang dan mudah diselesaikan.
tentunya saat itu dia memohon, agar dia diberikan kesempatan untuk menjadi Bupati. tentu masih banyak janji tambahan lainnya yang dijanjikannya. tentu publik rohil masih banyak yang ingat semua janjinya.
Ternyata, Epi berubah, Janji tinggal janji, semua janji hampir dilupakannya dengan berbagai argumen yang menyimpang dari hukum, sosial, demokrasi, keadilan dan moralitas publik. Jika kita manusia normal, maka yang namanya janji harus ditunaikan, kecuali sifat memang sering mengingkari janji alias pembohong alias pembual.
Ternyata Epi bukan menyelesaikan janjinya, tapi sibuk merencanakan membangun dinasti politik, Epi sukses menipu publik rohil… diam-diam, Epi mendudukkan 1 Anaknya yaitu Nala dan 3 adiknya menjadi dewan. Publik rohil tercengang dengan Epi, mereka sadar, ternyata Epi yang dulu berubah menjadi monster demokrasi, lebih banyak memikirkan keluarganya. bahkan, Epi berencana menjadikan Nala sebagai Bupati Rohil 2029-2034. Warga rohil perlu tahu ini.
Kekuasaan dibatasi dalam demokrasi, Epi baru tersadar, jabatannya sebagai Bupati tinggal hitungan bulan, karena jika tidak ada perubaham, Jabatan Epi sebagai Bupati Rohil akan berakhir pada bulan 2 tahun 2025. tidak sampai 6 bulan lagi.
Epi sedang frustasi, janji terlalu banyak, dan janji itu masih berceceran yang belum ditunaikannya. kini, dia meminta 2 priode, tapi warga rohil sudah tidak menginginkannya lagi. Mau memperpanjang jabatan lewat perlawanan kotak kosong dibatalkan oleh sebagian elit politik rohil yang masih bermoral.
Sekarang, Epi sedang berada dalam kekalutan luar biasa. banyak pendukung seperti balon. tampak besar, tapi belum pasti juga mereka akan mendukungnya.
Epi sudah mengerti, dia akan kalah dalam pilkada 2024 ini. makanya dia putar otak sebelum cuti dengan membuat kebijakan yang menguntungkannya.
Betul kata Ernest Hemingway, novelis dan pengarang cerita pendek, dan wartawan Amerika Serikat yang mengatakan: "Segala sesuatu yang benar benar jahat sering kali di mulai dari kepolosan". Epi dulu datang dengan kepolosan, tapi hari ini Epi hadir dalam bentuk monster demokrasi. mengacak-acak demokrasi tanpa rasa malu.[]
Tulis Komentar