Pelalawan Jadi Sorotan Panglima TNI dan Kapolri Saat Patroli Udara Tinjau Karhutla di Riau

Senin, 16 September 2019

Kapolri Jendral Polisi Prof. H.M Tito Karnavian, Ph D dan Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjanjanto,SIP di Desa Kerumutan Kab. Pelalawan meninjau titik pemadaman api Karhutla, Minggu (15/9/2019).

GARDAPOS.COM, PELALAWAN - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jendral Polisi Prof. H.M Tito Karnavian, Ph D dan Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjanjanto,SIP bersama dengan sejumlah pejabat terkait, Minggu (15/09/2019) kembali melakukan patroli udara tinjau kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menyebabkan bencana kabut asap menyelimuti Provinsi Riau sejak bulan Juli 2019 lalu hingga saat ini.

Sedangkan Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjanjanto, SIP sebelumnya, Sabtu (14/9/2019) kemarin sudah terlebih dahulu mendarat di Kota Pekanbaru.

Kapolri beserta rombongan langsung menuju gedung Pandawa didampingi oleh Karo Penmas Div Humas Polri Brigjen Pol Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum, M.Si., M.M, Karo Provost Divisi Propam Polri Brigjen Pol Drs. Hendro Pandowo, M,Si dan Koorspripim Polri Kombes Pol Ferdy Sambo, SH, S.IK, MH.

Dengan menggunakan 2 Heli Super Puma TNI AU rombongan bertolak pada pukul 10.40 WIB menuju Kabupaten Pelalawan yang menjadi sorotan media akhir akhir ini. Rombongan yang mendampingi antara lain Gubernur Riau, Ka BNPB, Dirjen Gakum LHK, Pangdam I/BB, Kapolda Riau, Asops Panglima TNI, Asops Kapolri dan Kapus Meteorologi BMKG.

Selanjutnya agenda di Desa Kerumutan Kab. Pelalawan rombongan ini menuju titik pemadaman api dengan menempuh jalur darat meninjau langsung dan berdiskusi dengam anggota TNI - Polri yang bertugas melakukan pemadaman. 

"Apa kendala yang saat ini dihadapi?" Usai berdialog dengan anggota, diketahui permasalahan saat ini adalah sulitnya mencari sumber air untuk melakukan pemadaman, sehingga cara yang efektif adalah dengan water boombing, katanya.

Kemudian Kapolri menyampaikan hasil pengamatan sementara melalui udara, bahwa ”Yang sudah menjadi perkebunan baik sawit maupun hutan tanaman industri, yang terbakar rata-rata hutan atau semak, artinya ini sengaja di bakar bukan natural, sengaja dibuat oleh pelaku untuk land clearing dengan harga murah, ungkapnya.

"Langkah yang perlu dilakukan adalah soft dan keras, saya minta jajaran Polda akan saya berlakukan reward and punishment, supaya serius mendeteksi siapa saja yang melakukan pembakaran itu, kalau saya berkeyakinan kelompok orangnya itu - itu saja, masak kita gak bisa deteksi? Sama saja kita cari maling, kita cari teroris kita bisa masak kita cari pembakar tidak bisa?" kata Kapolri Tito Karnavian.

Ini kan bukan daerah yang padat penduduk seperti di Jawa, penduduknya relatif jarang artinya komunitas itu saling kenal satu sama lain, ungkapnya.

"Nah, ini harusnya bisa dideteksi lakukan pendekatan kepada mereka atau petugas pro aktif melakukan penangkapan. Kalau ada pembakaran tetapi tidak bisa ditangkap bagi saya itu kegagalan operasi penegakan hukum dan pasti akan saya berikan sanksi", tegas Kapolri Tito Karnavian.

Beliau juga menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga atas kerja keras seluruh anggota TNI - Polri yang sampai saat ini masih melakukan pemadaman. Diharapkan dalam waktu dekat ini segera turun hujan agar permasalahan kebakaran ini segera selesai, ujarnya.***