Kasus Keracunan MBG, KMPRJ Desak Pengawasan Lebih Ketat

Selasa, 26 Agustus 2025

Habza Jusbil Aktro, Ketua Komunitas Mahasiswa Pascasarjana Riau Jakarta (KMPRJ). (Foto Istimewa).

GARDAPOS.COM, JAKARTA - Habza Jusbil Aktro, Ketua Komunitas Mahasiswa Pascasarjana Riau Jakarta (KMPRJ), memberikan tanggapan terkait hasil uji laboratorium kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indragiri Hilir yang baru saja dirilis Dinas Kesehatan.

“Temuan adanya bakteri E. coli meskipun bukan jenis berbahaya, tetap menjadi sinyal serius bahwa rantai penyediaan dan distribusi makanan dalam program MBG harus diperketat. Kita bicara tentang makanan anak-anak sekolah, generasi penerus bangsa—kesalahan sekecil apapun bisa berakibat fatal,” tegas Habza.

Habzah menilai, ada celah besar dalam pengawasan mutu dan higienitas makanan yang disajikan. Program MBG memang mulia, tetapi harus diimbangi dengan:

1. Standarisasi penyedia makanan melalui pelatihan dan sertifikasi kebersihan.

2. Audit berkala lintas instansi (Dinkes, BPOM, dan Dinas Pendidikan).

3. Keterlibatan masyarakat dan orang tua siswa untuk ikut mengawasi jalannya program.

“Jangan sampai program yang seharusnya menyehatkan justru memunculkan keresahan. Kami di KMPRJ mendorong agar pemerintah daerah tidak hanya berhenti pada klarifikasi, tetapi segera menyusun SOP ketat, termasuk sanksi bagi penyedia makanan yang lalai,” tambahnya.

Di sisi lain, Habza juga mengapresiasi langkah cepat Dinas Kesehatan Inhil yang memastikan seluruh siswa telah pulih dan biaya perawatan ditanggung. Namun, ia menekankan bahwa pemulihan kepercayaan publik jauh lebih sulit daripada pemulihan fisik anak-anak.

“Program MBG jangan sampai dicap sebagai program yang asal-asalan. Kami berharap kejadian di Inhil menjadi evaluasi serius agar kasus seperti di Bogor tidak terulang. Makanan sehat bukan sekadar kenyang, tapi harus benar-benar aman,” tutup Habza.*