Said Mukhlis, aktifis KAHMI Pelalawan.
GARDAPOS.COM, PELALAWAN - Sulitnya masyarakat mendapatkan minyak solar subsidi dan antri panjang di beberapa lokasi SPBU yang ada di Pangkalan Kerinci, di duga disebabkan pembiaran permainan pembelian solar dengan mafia.
Said Mukhlis aktivis KAHMI Pelalawan kepada gardapos (4/8) mengungkapkan, bahwa fenomena kelangkaan solar di beberapa SPBU di Pangkalan Kerinci sudah tidak rahasia umum lagi dan kondisi ini sudah tidak normal lagi. Jangan biarkan kongkalikong lagi, perlindungan terhadap masyarakat/konsumen harus benar-benar ditegakkan.
KAHMI Pelalawan mendukung Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menindak lanjuti dugaan permainan mafia solar di SPBU Kabupaten Pelalawan, tiap malam banyak antrian panjang mobil coldisel yang sudah di modifikasi untuk mengangkut minyak dengan jumlah yang tidak wajar, ungkapnya.
"Kita mendesak APH segera proses oknum oknum mafia minyak solar subsidi yang sangat kontras bermain bebas, sepertinya ada bekingan di belakang mereka, sehingga perbuatan ini seperti legal di mata hukum".
Selain itu aktivis yang sudah malang melintang ini juga mendesak Pertamina untuk mencabut izin SPBU yang diduga bermain mata dengan mafia, jika perlu cabut permanen sebagai efek jera.
Said mukhlis melanjutkan dengan nada kesal, hadirnya SPBU ini bukan untuk menyenangkan masyarakat tapi malah menyusahkan masyarakat, mestinya BBM Subsidi ini untuk masyarakat bukan untuk mafia, lalu mereka jual ke industri.
Inilah alasan mengapa kita mendesak Pertamina cabut izin SPBU yang jelas jelas terindikasi bahkan sebelumnya SPBU tersebut bahkan sudah di kasih sanksi di duga akibat bermain mata dengan mafia, tutupnya.
(gpc/Jndri)