Oleh: Dr. Emrus Sihombing, Komunikolog Indonesi
GARDAPOS.COM - Diksi 'Bajingan-Tolol' yang disampaikan dari seseorang yang ditujukan kepada orang lain apapun status sosialnya, menunjukkan orang yang menyampaikan 'diksi' tersebut sama sekali tidak mengindahkan 'aksiologi komunikasi.'
Karena itu, tidak berlebihan 'diksi' tersebut lebih dimaknai sebagai pesan komunikasi yang sangat jauh dari 'keberadaban komunikasi' dan 'sehat akal'.
Untuk itu, menurut hemat saya sebagai komunikolog Indonesia, sejatinya semua pesan komunikasi yang dilontarkan ke ruang publik harus rasional, bermanfaat bagi umat manusia dan tak kalah pentingnya tetap menjaga keberadaban komunikasi.