Kasus Pelecehan Seksual di Kampus ibarat Gunung Es

Kamis, 06 Januari 2022

Defy Rizky Ramadhany Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Sekretaris Umum HMI Komisariat UNILAK. (Foto Istimewa).

GARDAPOS.COM, PEKANBARU - Kementrian Pemberdayaan Perempuan BEM UNILAK (Universitas Lancang Kuning) Riau, Kamis (6/1/2022) sukses menggelar kegiatan dengan tajuk masalah yang tak kunjung usai, "Pembiaran tindak kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan di lingkungan kampus".

Demikian keterangan Defy Rizky Ramadhany kepada gardapos.com (6/1). Kemudian sebutnya, adapun pematerinya adalah Herlia Santi Direktur Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita, Sali Susiana S.Sos., M.Si. dan Peneliti Utama Badan Keahlian DPR RI, Dr. H.M.Yusuf Daeng S.H., M.H., Ph.D. Ahli Hukum.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa dan masyarakat secara umum untuk mengantisipasi pembiaran terhadap kasus yang merugikan perempuan yang selama ini masih terus berlanjut dan semakin banyak kasus baru yang terkuak, ungkap Defy.

Kemudian lanjut Defy Rizky Ramadhany selaku menteri Pemberdayaan Perempuan dan sekaligus Sekretaris Umum HMI Komisariat UNILAK mengatakan bahwasanya kasus pelecehan seksual ini seperti gunung es, dimana kasus yang terungkap merupakan sebagian kecil saja dari kasus yang ada, pungkasnya.

"Untuk itu mari bersatu untuk lebih banyak mengedukasi masyarakat umum khususnya mahasiswa/i untuk tidak menormalisasi kegiatan tindak kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dilingkungan kampus, karna dari beberapa kasus akhir-akhir ini yang paling banyak ada di Perguruan Tinggi (PT) dan yang kedua di Pondok Pesantren." ungkap Defy.

Kekerasan dan pelecehan tidak mengenal umur dan tempat untuk itu mari sama-sama kita jaga lingkungan kampus agar tercipta lingkungan kampus yang aman, kata Defy Rizky Ramadhani Sekretaris Umum HMI Komisariat Unilak ini.

Kemudian lanjutnya, terlebih di Universitas Lancang Kuning yang berlandaskan Budaya Melayu ini agar menjadi acuan untuk melaksankan program-program kegiatan terkait bagaimana kampus menciptakan yang aman, nyaman, dan sehat untuk mengembangkan "civitas academica". tutup Defy Rizky Ramadhan.[]