(Foto istimewa). Dr Elvriadi.
GARDAPOS.COM, PEKANBARU - Aktivis dalam pengertian KBBI adalah orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya.
Seorang aktivis perlu mengenali rintangan, tikungan dan jebakan yang sewaktu waktu bisa melumpuhkan karir hari esok nya, ungkap Dr Elvriadi sebagaimana menukil kompaspos.com (20/12) dalam diskusi publik sempena Intermediate Training (LK II) HMI Cabang Pekanbaru pekan lalu.
Lanjut Dr Elvriadi bahwa, ada dua sisi kapasitas yang mesti diisi: Pertama, daya Asertif Leadership. Dan kedua, daya defensif akhlak.
"Kalau hanya mengisi Kapasitas leadership dan organisatoris, tetapi sisi defensif yaitu pertahanan terhadap godaan tidak kuat, maka berantakanlah semuanya," kata Elv.
Kemudian sambungnya, ada 4 (empat) tikungan yang dapat melumpuhkan bahkan mematikan karir perjuangan seorang aktivis atau tokoh.
Pertama, godaan masuk dalam struktur negara dengan janji fasilitas dan gaji fantastis.
Kedua, akibat tanggungan keluarga yang berat lalu sang calon pemimpin hebat memilih kompromi dengan pihak non idealis. Ditinggalnya begitu saja "gerbang sejarah diri" menuju orang besar.
Ketiga, lunturnya daya tahan ideologis. Resiko resiko perjuangan dirasakan sebagai beban berat lalu dilepaskan.
Keempat, ini yang terberat, hadirnya sosok "wanita" yang bisa menggoyahkan imannya.
Karena itu Sabda Rosul Saw; "tidak ada fitnah yang lebih besar selain fitnah wanita".
Tokoh tokoh hebat dunia Hitler, Napoleon Bonaparte, Bill Clinton, dan sejumlah nama tokoh Indonesia pun tersungkur gegara wanita.
"Oleh karena itu, semua tokoh dan aktivis harus tegas terhadap soal yang "satu" ini. Perkuat iman, serahkan urusan pada Allah. Kalau tak gitu, kepunan lah Wak. Kepunan telouw temakol aktivis tersungkou lah," kata Dr Elvriadi akademisi, dan penggiat lingkungan di Provinsi Riau.**[]