Syair Engku Puteri Hamidah

Senin, 10 Mei 2021

Sumber foto net. (Istimewa).

GARDAPOS.COM - Syair diartikan sebagai puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris dan mempunyai akhir bunyi yang sama (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Adapun secara istilah, kata atau istilah 'syair' berasal dari bahasa Arab, yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti 'perasaan yang menyadari'.

Syair Engku Puteri Hamidah

Tersebut kisah Raja Hamidah
Engku Puteri gelar yang hebah
Binti Raja Haji Fisabilillah
Durja yang manis bulan teserlah

Ialah yang empunya Pulau Penyengat
Sebagai mas kawin janji diikat
Telaga yang sejuk berbunga lebat
Hatilah orang banyak tertambat

Engku Puteri Raja Bangsawan
Ranggi berseri bijak budiman
Segala titah orang jalankan
Semua petunjuk orang lakukan

Disitulah berhimpun segala Puteri
Serta sekalian anak Menteri
Disuruh oleh Engku Puteri
Sekaliannya berguru sehari-hari

Dikatakan oleh yang empunya cerita
Pada ketika dikandung Bunda
Bermimpi kan bulan jatuh ke riba
Cahayenya limpah sekalian rata

Terkejutlah Bundanya lalu terjaga
Heran berfikir ia seketika
Lalu bertanya kepada Baginda
Mimpi yang itu apakah maknanya

Usul yang syada lalu bertitah
Adinda hamilkan Puteri yang indah
Menjadi masyur dalam sejarah
Baik dinamakan Raja Hamidah


Sekilas sejarah, Engku Putri Raja Hamidah (Permaisuri Sultan Mahmudsyah III)

Engku Puteri adalah anak Raja Haji (YDMR IV), permaisuri dari Sultan Riau III (Sultan Mahmudsyah). Raja Hamidah meninggal pada tanggal 5 Agustus 1844.

Engku Puteri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam sejarah politik di Kesultanan Riau-Lingga, karena beliaulah pemegang regalia kerajaan yang diamanahkan oleh suaminya, Raja Mahmud.(Sumber:cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Adapun Raja Ali Haji (1808-1873) adalah sastrawan yang terkenal dengan karyanya Gurindam Dua Belas dan telah dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional, sedangkan Raja Ahmad adalah penasehat kerajaan. Adapun Raja Abdullah adalahYDMR IX (1857-1858).[]